Tentang Saya

Foto saya
seorang gadis biasa yang ingin bercerita tentang bagaimana menariknya naskah kehidupan di tulis ☺

Jumat, 24 Mei 2013

Cerpen : Dibalik 14 november 2003



Secret  Admirer
Cipt. Wenti Rizky Anggraini

            Selalu membelakangiku tanpa sekalipun menoleh. Tapi aku merasa senang, malah mengasyikkan. Karena, memang inilah hari – hariku. Selalu melihat bidang pundaknya yang lebar namun tampak sangat anggun. Cara berjalannya yang selalu memasukkan tangannya ke saku celana yang terlihat begitu cool. Hanya saja, ia tak pernah menggubris keberadaanku di belakangnya (yang mungkin bisa di bilang membuntutinya) atau mungkin menoleh atau menyapa. Tapi memang itulah caraku, itulah aku. Karena aku, seorang secret admirer-nya.
***
            Telat 3 menittt !! Gawattt !! batinku dalam hati. Dengan sigap dan cekatan aku menuruni anak tangga 2-2. Telat .. Telatt !! Aku tak bisa melihatnya, pikirku.
            “Echhaaaa..... Buru – buru amat.” Teriak kakakku dari belakang sambil menutup mulutnya yang masih menguap dan masih mengenakan piyama. Sebenarnya aku sama sekali tak berniat unutk menggubrisnya, namun ia berkata.. “Ada titipan lagi buat lo.” Serunya sambil menunjuk sesuatu di atas meja. Sejurus kemudian, aku mengambil kartu ucapan yang di tempel pada satu batang lolipop dari atas meja.
            Aku membuka kartu ucapan itu dan membaca tulisan miring yang unik sambil berjalan melewati pagar rumah. Sebelum itu aku membuka bungkus lolipop yang sudah dapat di tebak rasanya pasti stawberi, kesukaanku. “selamat pagi.” Begitu isi kartu ucapan berbentuk hait pink itu. Tanpa mencantumkan nama pengirim atau lainnya.
Aku melipatnya dan memasukkan ke dalam kantong saku bajuku. Yahh,, aku bosan melakukan hal ini setiap pagi. Menerima kartu ucapan, membacanya dan memasukkannya kembali dengan rasa kecewa karena tidak ada nama pengirimnya.


Sudah 3 bulan ini aku mendapatkannya, tidak bisa dipungkiri bahwa aku yang seorang secret admirer mempunyai seorang secret admirer juga. Huah- hidup itu aneh ya? Aku tersenyum kecut setelah memahami kata – kata ku sendiri. Oh ya ampun !! aku semakin telat , dan akupun berlari – lari kecil yang cukup membuat nafasku tersengal – sengal.
Dia berjalan melewatiku. Seperti biasa, ia mengenakan seragam putih abu – abu dengan tas five one hitam birunya. Aku mengikutinya dari belakang tidak dengan mengendap – endap. Aku berjalan wajar sama seperti pejalan kaki lainnya, tujuanku pun wajar dan sangat wajar. Aku pergi ke sekolah, ia pun juga begitu. Tapi sayang, kami beda sekolah. Kami berdua memang selalu begini, seharusnya lebih tepat kalo di katakan aku yang selalu begini. Untung saja aku tidak telat. Tidak melihatnya satu hari saja, rasanya duniaku ini tidak berputar.
Ia berhenti, aku juga tentunya, juga kebanyakan pelajar lainnya akan berhenti di situ. Karena tempat itu adalah halte, tempat dimana aku dan dia akan berpisah.
***
Seharian di kelas aku hanya memikirkan dia, dia yang tak pernah menoleh. Pernah, satu kali aku melihatnya menoleh ke belakang, tepat ke arahku. Aku sudah keGRan setengah mati, ternyata—yang ia lihat bukan aku, tapi temannya. Pupus harapanku.
Sesaat kemudian aku terfikir secret admirer-ku. Oh ya, kira – kira dia seperti siapa yah ? Aah, penasaran aku. Apa seganteng Orlando Bloom? Khayalku.. tidak !! tidak !! Mungkin dia ga seganteng Orlando Bloom, mungkin dia itu sekeren Cristiano Ronaldo, wahh tambah jadi aku menghayal. Aduuhh dasar bodoh!! Mengapa pula aku memikirkan orang yang tak jelas seperi dia. Akhirnya aku menyudahi khayalanku dan berkutat kembali untuk membaca buku.
“Hy cha ..” sapa seseorang sambil menepuk pundakku. “Hy juga Dho.” Balasku sambil menebar senyum.
“Baca apaan nih? Geser dong.” Ujarnya sambil duduk di sebelahku dan mengambil bukuku. “Oya Cha,,” Edho menggantung kalimatnya dan aku menunggu.
“Tadi pagi kan gue iseng tuh baca buku adik gue, si Nita. Bukunya itu tentang penggemar rahasia gitu. Nah cha, lo kan cewek nih. Kira – kira cewek itu suka ga sih kalo ada orang yang ngagumin dia diem – diem gitu?”
Aku diam bukan berarti tak bisa menjawab. Aku hanya kaget sekaligus heran, kok bisa – bisanya Edho yang ugal – ugalan ini ngomong soal secret admirer. Jangan – jangan dia---
“Cha lo denger gue ga sih?”sekali lagi Edho menepuk pundakku. “Eh?? Oh.. sorry Dho, aku denger kok. Cuma rada.. ehm ga jadi deh.” Potongku. Aku takut nanti dia bilang aku keGRan lagi. “Jawaban lo?” desaknya.
“Hm,, gue ga suka. Ga suka !! lebih baek yang terus terang aja.” Aku mengibas – ngibaskan tanganku di depan wajah Edho. Ya iyalah ngga... Kalo emang bener itu Edho, walopun orangnya keren. Tapi gaya metalnya itu lhoo, aarrgghhhh !!!

***
Pagi kembali datang..
Dan aku sangat – sangat menunggu saat – saat ini. Namun saat memikirkan kartu ucapan itu, OMG !! Kartu ucapan itu ada lagi.. jeritku dalam hati. Tapi misalkan orang itu bukan Edho, gimana dong? Kembali aku melakukan ritual sambil memasukkan kembali kartu ucapan itu ke kantong saku bajuku.
Dia belum terlihat, pikirku. Ini sudah jam 06.30 aku menoleh ke arah jam di tanganku. Dia kemana ? Sakitkah dia? Ohh Tuhann... Aku mulai berjalan berharap dia ada di halte.
“Aku ini aneh, aku sendiri seorang secret admirer tapi kenapa aku tidak suka kalo aku juga mempunyai secret admirer ya?” aku bertanya pada diriku sendiri. Aku mengambil kertas ucapan tadi, meremasnya dan melemparnya di antara semak – semak.
Ternyata tanpa sepengetahuanku, ada orang yang memperhatikanku dari belakang. Mengamati gerak – gerikku dan tentunya ia bukan seorang detektif. Melihat aku membuang sesuatu, ia penasaran apa yang ku buang. Di ambilnya kertas lecek itu dan betapa terkejutnya dia. Kartu ucapan dengan tulisan miring unik yang merupakan tulisan khasnya.
“Apa dia ga suka kalo aku juga kayak gitu ?” gumamnya.
***

Aarggghh...
Tak ada satupun kata yang di ucapkan oleh guru yang masuk dalam otakku, karena apa?? Karena aku terus menerus memikirkan DIA .. dia sang pangeranku bukan dia sang secret admirer-ku. Saat aku tiba di halte, dia tidak ada di sana. Aku sengaja menunggunya selama 15 menit dan ternyata hasilnya lebih buruk dari nol !!
Aku tidak melihatnya hari ini !! Hiperbol memang, namun inilah yang aku rasakan. Aku terus – terusan berfikir tentangnya. Apa dia sakit ? Kecelakaan? Atau apa ?? Apa dan apa lainnya.. Gila aku di buatnya hari ini.
Wahh , begitu hebatnya dia bagiku. Hanya karena pertama kali kami bertemu dia menolongku. Menolong membereskan buku – buku ku yang terjatuh akibat bertabrakan dengannya.
***
3 hari sudah aku tak mendapat kartu ucapan dan tak bertemu DIA sang pangeran. Aahhhh bisa tambah gila aku kalau seperti ini terus!!
“Bila aku terus – terusan seperti ini, mungkin saja aku bisa mati.” Celetukku tiba – tiba di antara hingar bingar kebingungan yang menjalar di otakku. “Hah?? Mati??? Tidakkkk .. aku tidak mau mati sebelum dia menoleh padaku, memandangku, mengajakku berkenalan dan akhirnya aku tahu namanya.” Pada kalimat terakhir aku jadi mengkhayal.
Dia yang begitu keren mengenakan kemeja biru garis – garis , menoleh padaku dan mengajakku berkenalan. Kemudian ia tersenyum kepadaku sambil menyebut namanya. “Aahhh pengennnn” tiba – tiba aku berteriak.
Bruukkk !!!
Pintu kamarku terbuka paksa dari luar. Tampak kakakku yang sedang menggunakan masker memberikan sesuatu padaku di tambah dengan satu batang lolipop rasa stawberry. Setelah menyerahkan sesuatu itu, yang ku tahu itu surat, ia keluar tanpa bicara apa – apa.
Surat itu berwarna pink dan warna depannya gambar hati berwarna – warni. “ihh so sweett..” gumamku sambil membuka amplopnya dan mulai membaca isinya yang di tulis dengan tulisan miring unik.
“Hey ,, kau suka amplopnya ?? ku pilih khusus untukmu. Aku akan langsung , sesegera mungkin aku akan menampakkan diriku. Karena aku tahu , kau tidak suka terus menerus begini. Jadi tunggu saja..”
 Hmm masih tidak mencantumkan namanya. Namun aku lega , juga penasaran sekaligus bertambah bingung.
Aku senang akhirnya aku segera menemiunya, itu leganya.
Jadi kira -  kira seperti apa wajahnya? Itu penasarannya.
Tapi bagaimana dengan DIA sang pangeran? Itu bingungnya.
Gillaaaaaaaaa.... bertambah penat kepalaku.
***
2 hari kemudian ..
5 hari sudah aku tak menemukan DIA snag pangeran. Sekarang aku sudah terbiasa jalan sendirian tanpa di punggungi dan mengikuti orang lagi.
Namun tiba – tiba ....
Dia ada di depanku. Dengan gaya khas nya, memasukkan tangannya ke saku celana. Sesaat kemudian ia mulai menggerakkan kepalanya untuk menoleh ke belakang dan aku siap jika bukan aku yang ia ingin lihat.
Ia menoleh, tepat pada arah wajahku. Dan ia juga membalikkan badannya, kami saling berhadapan.
Ya Tuhan ,, jangan bangunkan aku kalo ini cuma sekedar mimpi.
“Hay..” sapanya sambil tersenyum manis ke arahku. Aku tertegun.
“Aku sudah menoleh dan tersenyum padamu. Dan sekarang maukah kau mendengar sesuatu tentang diriku?” ia bertanya dan masih dengan senyum lembutnya.
Aku hanya bisa mengangguk perlahan.
Apa ini bukan mimpi???
“Masih ingat ini ?” ia mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya. Betapa terkejutnya aku melihat apa yang ia keluarkan barusan. Sebuah kartu ucapan berbentuk hati pink yang di tempel pada satu batang lolipop rasa stawbery.
Apa maksudnya ini? Kok ada di dia ?
“Kau mau tahu, siapa yang selama ini melakukan semua ini?” tanyanya sambil mengacung – acungkan kedua benda itu di udara.
“Yang selalu memberimu lolipop dan ucapan selamat pagi, kau mau tahu?” ia bertanya sekali lagi sambil maju beberapa langkah ke arahku.
Jelas aku ingin tahu tentang dia, aku mengangguk cepat.
“Dia itu...” ujarnya setelah jarak aku dan dia hanya tinggal beberapa sentimeter saja. Sumpah ! aku deg – degan setengah mati, bisa berdekatan dengan dia sedekat ini. Rasanya seperti mimpi.
“Secret admirer mu itu.. AKU.” Ucapnya lirih seakan berbisik, namun dapat ku dengar jelas.
Aku kaget ! secret admirer-ku ternyata orang yang selama ini aku kagumi, yang selalu aku ikuti dan yang membuatku menjadi seorang secret admirer. Hah ?! benarkah ?!
Ia mengambil tanganku dan..
“Kenalkan , namaku.. Satria. Secret Admirer-mu ..” kemudian ia memberikan senyuman terindah untukku.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar